Alokasi anggaran pendidikan masih di bawah standar internasional yang disarankan. Ini berdampak pada sarana-prasarana dan pelatihan guru.
-
Kualitas Guru Belum Merata
Banyak sekolah, terutama di daerah terpencil, kekurangan guru berkualitas. Beberapa guru tidak memiliki kualifikasi atau pelatihan memadai. -
Kurikulum Usang
Sistem pendidikan masih mengandalkan hafalan dan belum fokus pada pengembangan keterampilan berpikir kritis, kreatif, dan pemecahan masalah. -
Ketimpangan Wilayah
Sekolah-sekolah di kota besar cenderung lebih maju dibandingkan sekolah-sekolah di desa atau perbatasan, baik dari segi fasilitas maupun tenaga pengajar. -
Rendahnya Literasi Keterampilan Dasar
Banyak lulusan sekolah yang belum memiliki keterampilan literasi, numerasi, digital, dan sosial yang cukup untuk bersaing di dunia kerja.baca juga: cara memulihkan pendidikan pasca perang
Tantangan Pendidikan di Kamboja
-
Akses Pendidikan Belum Merata
Tidak semua wilayah memiliki akses ke sekolah menengah, terutama desa-desa terpencil. Hal ini membatasi kesempatan belajar anak-anak. -
Infrastruktur Pendidikan Lemah
Banyak sekolah kekurangan air bersih, listrik, toilet, dan fasilitas belajar lainnya seperti buku dan alat peraga. -
Kualitas Guru Rendah
Sebagian besar guru hanya memiliki tingkat pendidikan menengah, kurang pelatihan profesional, dan menangani jumlah siswa yang terlalu banyak. -
Kurikulum Tidak Relevan
Pembelajaran masih berpusat pada hafalan dan belum cukup mempersiapkan siswa untuk dunia kerja atau kehidupan nyata. -
Diskriminasi dalam Akses
Anak-anak penyandang disabilitas dan anak perempuan di daerah tertentu sering menghadapi hambatan budaya, sosial, dan ekonomi untuk bersekolah. -
Tingkat Putus Sekolah Tinggi
Banyak siswa harus berhenti sekolah untuk bekerja membantu keluarga, memperburuk kemiskinan antar generasi.
Upaya Perbaikan dan Harapan
-
Pemerintah Kamboja mulai menerapkan rencana pendidikan inklusif lima tahun yang mencakup pelatihan guru, pengurangan stigma, dan pengadaan teknologi bantu.
-
Reformasi pendidikan juga difokuskan pada penguatan manajemen sekolah, pelatihan guru berbasis kinerja, dan partisipasi masyarakat dalam pendidikan.
Kesimpulan:
Baik Thailand maupun Kamboja masih menghadapi tantangan besar dalam menciptakan sistem pendidikan yang merata, inklusif, dan relevan dengan kebutuhan masa depan. Namun, dengan langkah-langkah reformasi yang tepat dan fokus pada peningkatan kualitas, kedua negara memiliki peluang besar untuk memperbaiki kualitas sumber daya manusia dan memperkecil ketimpangan sosial.