Di balik keindahan alam Nusa Tenggara Timur (NTT), tersimpan kisah perjuangan luar biasa dari pendidikan para siswa dan guru untuk mengakses pendidikan. Banyak yang harus berjalan kaki menembus perbukitan dan medan sulit hanya untuk bisa sampai di sekolah.
Medan Sulit, Semangat Besar
Tidak sedikit anak-anak harus berjalan sejauh belasan kilometer setiap hari. Jalanan berbatu, sungai yang harus diseberangi, dan cuaca yang tidak bersahabat adalah hal biasa. Namun semangat
baca juga: belajar mereka tetap menyala, meski fasilitas di sekolah seringkali jauh dari kata layak
Fasilitas Sekolah yang Terbatas
Banyak bangunan sekolah masih berdinding kayu atau bambu, beratap seng bocor, dan berlantai tanah. Meja belajar yang terbatas kadang harus digunakan bergantian. Bahkan papan tulis pun tidak selalu tersedia dengan layak.
Guru: Tulang Punggung Pendidikan
Guru di daerah pelosok NTT berperan jauh lebih dari sekadar pengajar. Banyak dari mereka merupakan tenaga honorer dengan penghasilan tak menentu, namun tetap berdedikasi mengajar dengan segala keterbatasan. Mereka juga sering menjadi motivator, fasilitator, dan sosok yang menguatkan mental para siswa.
Gotong Royong Komunitas
Beberapa warga dan komunitas lokal turut berperan aktif membangun fasilitas belajar seadanya. Ada yang mendirikan ruang kelas dari hasil swadaya, menyumbang buku, hingga mengadakan kegiatan belajar bersama di rumah-rumah warga.
Harapan yang Tak Pernah Padam
Meski tantangan masih besar, semangat untuk belajar tidak pernah padam. Harapan akan pendidikan yang lebih baik terus tumbuh, menanti perhatian lebih luas dari berbagai pihak agar perjuangan ini tidak berjalan sendiri.